Standard Chartered prediksi Ekonomi Nasional Nusantara stabil pada semester II 2024

Konsumsi rumah tangga bertambah sebesar 4,9 persen secara year-on-year pada kuartal pertama

Jakarta – Standard Chartered memproyeksikan Layanan Domestik Bruto (PDB) nasional berkembang stabil pada semester kedua tahun ini, dengan perkembangan Ekonomi Nasional pada akhir 2024 diperkirakan mencapai 5,1 persen.

Senior Economist Standard Chartered Negara Indonesia Aldian Taloputra menyampaikan pada keterangannya yang diterima pada Jakarta, Senin, bahwa ekspansi fiskal yang tersebut kuat, pembelanjaan terkait pemilu, juga penanaman modal kemungkinan besar dapat melindungi perkembangan Ekonomi Nasional ke menghadapi 5 persen tahun ini.

“Konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 4,9 persen secara year-on-year pada kuartal pertama,” ujarnya.

Meskipun begitu, pihaknya mencatatkan bahwa nomor yang dimaksud masih di dalam bawah rata-rata pencapaian pada era sebelum pandemi COVID, yakni sebesar 5 persen.

“Namun, kami meninjau bahwa peluang akan sedikit berkurang pada semester kedua tahun ini sebab adanya rebound pada daya beli konsumen kemudian memudarnya dampak belanja pemilu,” ucap Aldian.

Pihaknya berpendapat bahwa lambatnya penciptaan lapangan kerja dalam sektor formal dapat semakin menurunkan peningkatan konsumsi pada semester kedua.

Ia pun menyarankan adanya perluasan lapangan usaha yang tersebut dapat memberikan nilai tambah kemudian menciptakan lapangan kerja di sektor formal, juga penurunan naiknya harga pangan untuk meningkatkan daya beli konsumen, teristimewa bagi rumah tangga berpendapatan rendah hingga menengah.

Selain itu, pihaknya memperkirakan naiknya harga inti akan naik kembali di dalam berhadapan dengan 2 persen pada paruh kedua, didorong oleh depresiasi rupiah yang tersebut kemungkinan akan mengakibatkan kenaikan nilai tukar impor seperti materi bakar, makanan, lalu komponen mentah.

Namun, jikalau nilai unsur bakar bersubsidi dipertahankan serta pasokan pangan mampu dijaga, maka upaya yang dimaksud dapat membatasi pengaruh tarif domestik terhadap tingkat inflasi.

Tidak hanya saja inflasi, Aldian menuturkan bahwa kegelisahan fiskal juga tekanan yang mana baru-baru ini berlangsung terhadap rupiah kemungkinan akan menunda dimulainya siklus penurunan suku bunga Bank Negara Indonesia hingga kuartal IV 2024.

Pihaknya pun memproyeksikan bahwa Bank Negara Indonesia cuma akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis point(bps) pada paruh kedua tahun 2024, kemudian disertai dengan siklus pelonggaran moneter bertahap pada 2025 kemudian 2026.

Sementara itu, terkait investasi, ia menyatakan bahwa sektor pengolahan mineral dengan intensitas permodalan yang tinggi pada waktu ini masih merupakan target utama penyertaan modal asing.

“Permintaan eksternal dapat dipertahankan di dalam sedang membaiknya ekspor logam kemudian kuatnya permintaan komoditas utama Indonesia, diantaranya batu bara, minyak sawit, dan juga minyak kemudian gas,” imbuh Aldian.

Artikel ini disadur dari Standard Chartered prediksi PDB Indonesia stabil pada semester II 2024